Senin, 07 November 2016

UPAYA PENINGKATAN PERHATIAN TERHADAP BAHASA INDONESIA AGAR DAPAT BERPELUANG MENJADI BAHASA INTERNASIONAL Oleh Feronika Hutahaean

Essay Kritis Mata kuliah Perencanaan Bahasa UPAYA PENINGKATAN PERHATIAN TERHADAP BAHASA INDONESIA AGAR DAPAT BERPELUANG MENJADI BAHASA INTERNASIONAL Disusun oleh : Feronika Hutahaean 8166191005 Pascasarjana Reguler A 2016 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016 UPAYA PENINGKATAN PERHATIAN TERHADAP BAHASA INDONESIA AGAR DAPAT BERPELUANG MENJADI BAHASA INTERNASIONAL Oleh Feronika Hutahaean Sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah Sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada “Konggres Pemoeda”, 28 Oktober 1928, di Solo, menjadi bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasaMelayu-Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih “bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”. Pada umumnya suatu bahasa mempunyai masyarakat penuturnya. Dalam proyek perencanaan bahasa, penutur-penutur asli ini perlu dimintai pendangan dan pendapat karena golongan inilah yang akan menjadi pendukung utamanya. Mereka akan lebih bangga dan merasa dihargai jika ketika bahasa mereka dirancang, mereka diberikan kesempatan untuk bersuara mengenai bahasa mereka. Setiap masyarakat yang cinta akan bahasanya, mereka menginginkan bahasanya terancang, terkendali, terbina, dan modern. Di negara-negara yang sedang membangun, masyarakat bahasanya masih membicarakan bahasa nasional, bahasa resmi, pembakuan, pelaksanaan, penilaian, dan pemodernan bahasa. Joyce O. Hertzler (1965) mengatakan bahwa bahasa dapat memancarkan identitas rasa, penunjuk pangkat, derajat, keturunan, hubungan kekeluargaan, cara pemikiran,weltanshauung, aktivitas harian, kreativitas, ilmu, teknologi, cara dan gaya hidup, adat dan budaya suatu bangsa. Bahkan, sebagian bangsa ada yang membedakan pemakaian bahasa untuk golongan atau kelompok laki-laki dan perempuan. Sementara itu, V. Tauli (1974) dalam bukunyaThe Theory of Language Planning menyatakan bahwa banyak individu yang dapat menilai bahasa yang dipakainya. DIa mengetahui apakah bahasa yang dipakainya betul atau tidak, sopan atau tidak. Dijumpai juga individu yang setia menggunakan bahasa aslinya, mengubah, menukar, atau memindahkan bahasanya. Banyak ahli bahasa yang berminat terhadap perencanaan bahasa. Mereka menyumbangkan pemikirannya dalam perencanaan bahasa bagi negaranya Fishman (1971) berpendapat bahwa perencanaan yang baik memerlukan penyelidikan yang bersifat ilmiah, empiris, prakis, padu, dan up to date. Perencanaan bahasa jangan dilakukan secara ad hoc, tergesa-gesa, dan tambal sulam, karena perencanaan yang baik perlu valid, kredibel, dan objektif. Dengan cara demikian, hasilnya diharapkan sesuai dengan target: perkembangan bahasa yang mantap, bahasa yang dapat menimbulkan rasa setia pemakainya, dan bahasa yang bisa menimbulkan “rasa memiliki” (sense of belonging) bagi pemakainya Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah okok tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini pulalah dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa asing ataupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tersebut merupakan jati diri bahasa Indonesia. Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja. Bahasa Indonesia bisa menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasaIndonesia di tengah-tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mulau dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup. Beberapa fenomena negatif yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang menjadi penghalang bahasa indonesia menjadi bahasa internasional antara lain sebagai berikut. 1. Banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan bahasa Inggris, walaupun mereka tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik. 2. Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia. 3. Banyak orang Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia dengan baik. d. Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna. Akibat lanjut yang timbul dari kenyataan-kenyataan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan asing, padahal kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan itu sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, bahkan sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia. Misalnya, page, background, reality, alternatif, airport, masing-masing untuk “halaman”, “latar belakang”, “kenyataan”, “(kemungkinan) pilihan”, dan “lapangan terbang” atau “bandara”. 2. Banyak orang Indonesia menghargai bahasa asing secara berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang “amat asing”, “terlalu asing”, atau “hiper asing”. Hal ini terjadi karena salah pengertian dalam menerapkan kata-kata asing tersebut,misalnya rokh, insyaf, fihak, fatsal, syarat (muatan), (dianggap) syah. Padahal, kata-kata itu cukup diucapkan dan ditulis roh, insaf, pihak, pasal, sarat (muatan), dan (dianggap) sah. 3. Banyak orang Indonesia belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai bahasa Indonesia apa adanya. Terkait dengan itu, banyak orang Indonesia yang mempunyai bermacam-mecam kamus bahasa asing tetapi tidakmempunyai satu pun kamus bahasa Indonesia. Seolah-olah seluruh kosakata bahasa Indonesia telah dikuasainya dengan baik. Akibatnya,kalau mereka kesulitan menjelaskan atau menerapkan kata-kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia, mereka akan mencari jalan pintas dengan cara sederhana dan mudah. Misalnya, pengggunaan kata yang mana yang kurang tepat, pencampuradukan penggunaan kata tidak dan bukan, pemakaian kata ganti saya, kami, kita yang tidak jelas. Puasat bahasa merupakan sebuah lembaga resmi yang dipercaya pemerintah untuk melaksanakan perencanaan dan pembinaan bahasa, selama ini Pusat Bahasa melakukan serangkaian kegiatan untuk kedepannya agar kegiatan-kegiatan ini dapat diperhatikan lebih intensif dan lebih ditingkatkan kembali agar bahasa indonesia dapat menjadi bahasa internasional. Menurut Achmad Zulfikar memberikan usulan kongkrit yang dapat dijalankan dalam rangka mendorong agar wacana tersebut dapat ditindaklanjuti. 1. Mendorong pakar bahasa dari seluruh ASEAN untuk memformulasikan dan merumuskan struktur bahasa ASEAN agar dapat menjadi rujukan bagi pembuatan kebijakan para petinggi ASEAN. 2. Mendorong Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud untuk secepatnya mengambil peran sebagai inisiator untuk merealisasikan pembahasan lebih lanjut terkait bahasa ASEAN. 3. Mendorong Kementerian Luar Negeri RI untuk terlibat memberikan masukan dan arahan mengenai upaya yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak terkait agar dapat merealisasikan wacana bahasa ASEAN Menurut Alpansyah guru Bahasa Indonesia Sekolah Indonesia KBRI Kuala Lumpur dan mahasiswa program Ph.D. pada University Pendidikan Sultan Idris, Malaysia Upaya yang dilakukan untuk mendoromg bahasa indonesia menjadi bahasa internasional adalah merefleksikan budaya, cara berpikir, karakter manusia Indonesia sebagai jati diri. Di tengah situasi masyarakat luar yang memakai bahasa Melayu Malaysia, bahasa Inggris, bahasa Cina, dan bahasa India, anak-anak Indonesia harus memiliki kebanggaan terhadap BI. Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut pembelajaran BI di SIKL tidak hanya dilakukan baik melalui kegiatan kurikuler (dalam mata pelajaran sesuai dengan standar isi kurikulum) tetapi juga kegiatan kokurikuler danekstrakurikuler. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler tersebut adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran bahasa Indonesia di luar kelas melalui project based learning (PBL); (2) lomba pidato dan bahasa puisi berbahasa Indonesia; (3) kegiatan bengkel sastra; (4) penulisan slogan-slogan di beberapa sudut sekolah yang berisi keharusan menggunakan bahasa Indonesia; (5) memperbaiki secara langsung ‘direct’ kata/kalimat siswa yang salah; serta (6) pembelajaran BI bagi siswa homestay. 1. Project Based Learning (PBL) Istilah yang digunakan dalam kegiatan ini menggunakan bahasa Inggris karena siswa belajar di luar kelas berbasiskan proyek (tugas) dari berbagai bidang studi, seperti IPA dan IPS. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan kelas yang pada akhir kegiatan siswa harus membuat laporan dan mempresentasikan hasil tugas tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semester lalu (semester II tahun pelajaran 2012/2013) siswa mengungjungi tempat penangkaran gajah dan suku anak dalam yang berada di Pahang, Malaysia. Para siswa diharusknya mengamati segala gejala alam mulai dari hewan (gajah), tumbuhan, serta mengambil sampel air yang berada di sana untuk diuji tingkat keasamannya. Tentu saja kegiatan inti dipandu guru IPA. Selain itu juga mengunjungi tempat pemukiman suku anak dalam (orang asli dalam BM). Di sini juga siswa mencatat cara kehidupannya, kebisaaannya, serta berbagai peralatan yang sering digunakan termasuk bentuk-bentuk permainan tradisional mereka. Dari kegiatan ini siswa diarahkan untuk menggali pengetahuan dari alam(lingkungan) dan budaya (negara luar) selanjutnya mempersepsinya dengan alam dan budaya Indonesia sebagaimana yang mereka ketahui sebelumnya. 2. Lomba Pidato dan Baca Puisi Berbahasa Indonesia Lomba pidato dan baca puisi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di SIKL tertutama berkaitan dengan peringatan hari besar dan hari bersejarah, sepeti Hari Pahlwan, Hari Kartini, Bulan Bahasa, peringatan Hari Kemerdekaan RI dan lain-lain. Kegaiatan lomba pidato dan baca puisi yang baru saja dilakukan adalah dalam rangka Bulan Bahasa dan Hari Pahlawan Tahun 2012. Kegiatan ini menjadi meriah dan berskala besar karena pelaksanaannya bukan saja oleh SIKL, tetapi juga berpadu dengan program Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur. Hal ini sengaja dilakukan karena selain memperkuat jati diri dan mempertebal rasa kebangsaan kepada seluruh siswa, juga sekaligus menyeleksi para pemenang untuk dipersiapkan mewakili sekolah saat kegiatan lomba seni untuk sekolah luar negeri (SILN) yang biasanya setiap tahun diselenggaran oleh Kemdikbud. 3. Kegiatan Bengkel Sastra Kegiatan bengkel sastra merupakan kegiatan yang ditujukan kepada siswa termasuk guru yang berminat belajar menulis dan mengapresiasi sastra Indonesia. Kegiatan ini dimulai dengan pelatihan menulis lalu apresiasi sastra Indonesia. Hasilnya para peserta dapat menuangkan gagasan/pikiran dalam tulisan baik berupa fiksi maupun nonfiksi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kegiatan ini mendatangkan para sastrawan dan penyair nasional yang berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia SIKL. Tahun lalu tepatnya November 2012, kegiatan bengkel sastra SIKL mengundang Jamal D. Rahman dan Joni Ariadinata. Hasil tulisan peserta kegiatan bengkel sastra diterbitkan dalam bentuk bunga rampai atau kumpulan cerita pendek. 4. Penulisan Slogan-Slogan Slogan, poster, iklan dan pengumuman merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan kepada siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SIKL. Penerapan darikompetensi menulis slogan, poster dan iklan tersebut adalah penulisan slogan yang menganjurkan pemakaian BI dengan baik dan benar. Slogan-slogan tersebut di tempatkan (dipasang) di sudut-sudut dinding sekolah atau tempat-tempat strategis lain. Salah satu contoh slogan yang berisi kewajiban menggunakan BI dan rasa bangga menjadi anak Indonesia di lingkungan SIKL 5. Pembimbingan Langsung Wilayah dengan menggunakan premis Indonesia di Kuala Lumpur ada dua yaitu KBRI dan SIKL. Selangkah keluar dari pagar kawasan tersebut berarti sudah berada di negara luar, yaitu Malaysia. Ini artinya di luar pagar kawasan tadi sudah berlaku hukum negara setempat. Konsekuensi dari hal tersebut tentu saja sangat tidak dibenarkan siswa berada di luar lingkungan SIKL baik pada jam istirahat apalagi pada jam pelajaran berlangsung. Di dalam lingkungan SIKL inilah para siswa melakukan berbagai aktivitas, seperti belajar bermain, berolahraga, berkesenian, jajan di kantin, dan lain-lain. 6. Pembelajaran BI kepada Pelajar Asing SIKL tidak hanya melayani pendidikan bagi putra-putri masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur, tetapi juga melayani pelajar asing yang ingin mempelajari budaya dan bahasa Indonesia, seperti yang baru-baru ini siswa dari Ferny Grove SHS Australia dan siswa dari Victoria, Australia. Berdasarkan pengakuan Mr. Michael Ring, salah seorang pembimbing homestay siswa Victoria Australia, sebagaimana dimuat dalam pers rilis SIKL, mengatakan bahwa pelajaran BI merupakan salah satu pelajaran favorit bagi siswa di Vicoria, Australia karena dianggap penting, mudah, serta netral. Michael mengatakan, “Ada enam bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah diAustralia, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Italia, Bahasa Cina, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, dan Bahasa Prancis.” Dari upaya yang dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan upaya penguatan diplomasi kebahasaan sebenarnya sudah dikukuhkan dengan berbagai aturan kebahasan. Akan tetapi, aturan tersebut tampaknya tidak terterapkan dengan baik. Penghargaan, penghormatan, dan rasa cinta serta bangga berbahasa Indonesia perlu dibangkitkan. Perlu gerakan mencintai dan menghormati bahasa Indonesia di negeri sendiri. Mencintai bahasa Indonesia tidak harus anti bahasa asing. Penggunaan bahasa asing atau bahasa lain dapat saja dilakukan, akan tetapi alangkah baiknya jika itu ditulis dengan bahasa Indonesia terlebih dahulu, baru diikuti bahasa asingnya. Karakter “cinta tanah air, cinta bahasa, cinta budaya, dan cinta produk Indonesia” perlu terus diteladankan dan ditumbuhkembangkan. Ke depan diperlukan penertiban untuk menjalankan peraturan yang tercantum dalam UU No 24 tahun 2009 dengan benar. Berbagai peraturan pemerintah yang dicantumkan sebagai bentuk kelanjutan UU segera disusun dan disahkan untuk segera dilaksanakan. Diplomasi kebahasaan dapat diterapkan dengan berbagai cara bahkan dapat juga secara individual. Sikap positif yang menghargai bahasa Indonesia, setia, dan bangga berbahasa Indonesia perlu terus dikembangtumbuhkan. Jika bangsa Indonesia punya impian supaya bangsa dan bahasa bermartabat, berbagai langkah untuk mencintai, menghormati, dan menghargai bahasa Indonesia dapat terus diteladankan dan ditumbuhkembangkan untuk mewujudkan impian itu. Penyebarluasan bahasa Indonesia perlu terus dilakukan. Jika rasa setia dan bangga telah kukuh tertanam, bahasa Indonesia akan menjadi jiwa bangsa dan dengan itu bahasa Indonesia akansemakin kuat dan bermartabat, baik di dalam negeri sendiri maupun di luar negeri. Semoga langkah menuju seabad bahasa Indonesia bermartabat menjadi langkah yang seiring sejalan untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat pula. DAFTAR PUSTAKA Jurnal Bahasa Indonesia Sebagai Embrio Bahasa Asean (Peluang Dan Tantangan Menuju Asean Community 2015) Oleh Achmad Zulfikar Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jurnal Peran Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (Sikl) Dalam Memperkuat Jati Diri Dan Memartabatkan Bangsa Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia (Bi) Oleh Alpansyah (Penulis Adalah Guru Bahasa Indonesia Sekolah Indonesia Kbri Kuala Lumpur Dan Mahasiswa Program Ph.D. Pada University Pendidikan Sultan Idris, Malaysia. Jurnal Upaya Pemartabatan Bahasa Nasional Di Tengah Beratnya Terpaan E. Aminudin Aziz Universitas Pendidikan Indonesia aminudin@upi.edu Jurnal Menurunnya Kebanggaan Masyarakat Terhadap Bahasa Indonesia Sebagai Jatidiri Bangsa (Tinjauan Tentang Penggunaan Nama Hotel Dan Restoran Di Solo Raya) Oleh Dr. Farida Nugrahani, M.Hum. Mpbi Program Pascasarjana Univet Bantara Sukoharjo Jurnal Penguatan Diplomasi Kebahasaan Menuju Seabad Bahasa Indonesia Bermartabat Kisyani-Laksono (kisyani@unesa.ac.id) Musclish, Masnut. 2010. Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Sabtu, 05 Mei 2012

Analisis Terhadap Puisi “Hanyut Aku dan Ibuku Dahulu” Karya Amir Hamzah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kritik sastra pertemuan ke Oleh Nama : Feronika Hutahaean Kelas : Dik Reguler A 2010 NIM : 2102111009 FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PENDIDIKAN Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di antara sastrawan-sastrawan Pujangga Baru, nama Amir Hamzah tentu paling dikenal dalam bidang puisi. Hal ini tidak lepas juga dari gelar yang telah dilekatkan padanya oleh Paus Sastra Indonesia, H. B. Jassin sebagai Raja Penyair Pujangga Baru. Melihat salah satu puisi Amir Hamzah berjudul Padamu Jua, kita tidak bisa melepaskannya dari ciri khas Amir Hamzah yang suka mengangkat tema-tema agama. Kesukaannya dengan hal-hal berbau sufistik juga mengingatkan kita pada Hamzah Fansuri, peletak dasar puisi modern di Indonesia. Bukan hanya itu saja banyak tema-tema lain yang dingkat oleh Amir Hamzah seperti yang sedang saya analisis yakni saat ini judul puisi tersebut adalah “Hanyut aku dan Ibuku Dahulu” yang mengambarkan kehidupan maupun pengalam dari penyair Amir Hamzah, puisi ini sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Sajak Hanyut aku Dalam puisi ini, Amir Hamzah benar-benar merasa hancur dan menderita terhadap permasalahan hidupnya, hal ini tertuang dalam kata “Hanyut Aku”, ia merasa hanyut dan tenggelam akan penderitaannya. Ia minta tolong dan berharap seseorang yaitu kekasihnya untuk mengulurkan tangan dan membantunya untuk naik dari ketenggelamannya. Sedangkan pada puisi Ibuku Dahulu menggambarkan kasih sayang dari seorang ibu, dimanana sosok ibu disini digambarkan sangat baik hati walaupun dia marah tetapi ia masih mencoba untuk merangkum anaknya, walaupun kesedihan selalu ia rasakan karena tinkah laku anknya ia malah mengecup kening anknya itu hingga nak itu merasa sejuk dan sentosa sampai kekalbunya. 1.2 Pembatasan Masalah Dalam analisis puisi Amir Hamzah ini penulis pun membatasi maslah yang akan dikaji yakni hanya menganalisis tema, suasana, diksi. 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah tema dari puisi Hanyut aku dan Ibuku Dahulu karya Amir Hamzah? 2. Bagaimanakah suasana dari puisi Hanyut aku dan Ibuku Dahulu karya Amir Hamzah? 3. Bagaimanakah irama dari puisi Hanyut aku dan Ibuku Dahulu karya Amir Hamzah? Bab II Pembahasan 2.1. Analisis puisi “Ibuku Dahulu” karya Amir Hamzah Ibuku dahulu marah padaku Diam ia tiada berkata Akupun lalu maradjuk pilu Tiada peduli apa terjadi Matanya selalu mengawas daku Walaupun bibirnya tiada bergerak Mukanya masam menahan sedan Hatinya sedih karena lakuku Terus aku berkesal hati Mengurutkan setan mengatjau-balau Djurang tjelaka terpandang dimuka Kusongsong juga biar tjedera Bangkit ibu dipegangnya aku Dirangkulnya segera dikecupnya serta Dahiku berapi pancaran neraka Sejuk sentosa turun kekalbu Demikian engkau : Ibu, bapa, kekasih pula Berpadu satu dalam dirimu Mengawas daku dalam dunia Tema Kalau kita melihat dan membaca puisi ini kita akan terpana kareana kata-kata dan makna yang terkandung dalam puisi ini sangatlah jelas dan bermakna positif bagi pembaca. Sajak ini terdiri dari lima bait, satu bait terdapat empat larik berarti secara keseluruhan larik dari sajak ini adalah duapuluh larik. Untuk melihat tema dari puisi ini maka terlebih dahulu ditelusuri makna atau arti dari setiap lariknya. Yakni secara kongkrit sajak ini menceritakan ada sosok seorang ibu dan anak, dimana sosok ibu ini marah kepada anaknya namun ia tidak berkata apa-apa pun terhadap anak itu melainkan dia diam seakan membisu kemudian sianak pu merajuk pilu atau sedih hingga ia tidak peduli dengan apapun yang tejadi saat itu. Pada bait kedua kembali dilanjutkan mata ibu itu terus atau selalu mengawasi tingkah laku anaknya itu walaupun ia tak berkata apa-apa namun wajahnya semakin sedih atau pedih dengan sikap atau kelakuan anaknya itu. Pada bait ketiga dilanjutkan kembali sementara itu anak atau tokoh aku masih tetap kesal mengikuti keegoisan hatinya kemudian dibait keempat sosok ibunya datang menjumpai anaknya itu dan dirangkulnya kemudian dikecupnya dahi anaknya hingga membuat sejuk dan sentosa/damai sampai dikalbu anak tersebut. Pada bait terakhir ia mengibaratkan ibu, bapa, kekasih berpadu satu dalam diri ibunya yang menjaga, merawat dan mengawasnya dalam dunia ini. Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tema dari puisi Ibuku Dahulu Amir Hamzah adalah kasih sayang dari seorang ibu pada anaknya. Suasana Mukanya masam menahan sedan Hatinya sedih karena lakuku Pada lirik ini terlihat suasana yang diperlihatkan yakni kesedihan atau kepiluan yang dirasakan oleh seseorang yakni dalam puisi ini adalah perasaan sosok ibu. Dengan kearifannya penyair menyajikan suasana yang mungkin saja adalah pengalamanny sendiri tapi tidak lepas kemungkinan juga kalau sajak ini bukanlah pengalaman penyair itu sendiri namun suasana ini sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari bahkan sering juga kita alami sendiri sebagai seorang anak maupun ibu. Penyair juga secara eksplisit telah mengajak penbaca untuk menyadari suasana pada saat itu hingga pembaca tergugah dan menghayati makna serta tujuan dari puisi tersebut. Bangkit ibu dipegangnya aku Dirangkulnya segera dikecupnya serta Dahiku berapi pancaran neraka Sejuk sentosa turun kekalbu Pada bait ini juga kita dapat menggambarkan suasananya yakni rasa kedamaian, haru karena ibunya datang menjumpai, merangkul dan mengecup dahi anaknya hingga kesejukan dan kedamaian turun dan dirasakan kekalbu anaknya itu. Penyair juga secara eksplisit telah mengajak penbaca untuk menyadari suasana pada saat itu. Irama Ibuku dahulu marah padaku Diam ia tiada berkata Akupun lalu maradjuk pilu Tiada peduli apa terjadi Matanya selalu mengawas daku Walaupun bibirnya tiada bergerak Mukanya masam menahan sedan Hatinya sedih karena lakuku Terus aku berkesal hati Mengurutkan setan mengatjau-balau Djurang tjelaka terpandang dimuka Kusongsong juga biar tjedera Bangkit ibu dipegangnya aku Dirangkulnya segera dikecupnya serta Dahiku berapi pancaran neraka Sejuk sentosa turun kekalbu Demikian engkau : Ibu, bapa, kekasih pula Berpadu satu dalam dirimu Mengawas daku dalam dunia Dari bait pertama sampai bait kelima ini dapat dilihat bahwa adanya persamaan bunyi atau irama yakni dari tanda-tanda yang bergaris miring. Hampir keseluruhan memiliki persamaan bunyi walaupun tidak secara keseluruhan hal ini tentunya membuat puisi tersebut semakin baik karena memiliki irama yang berkesinambungan antara lari dengan larik maupun antara larik dengan bait sehingga pembaca akan lebih merasa ada kesinambungan sacara beriring. Kerena sebuah puisi yang baik hanya dapat dinikmati bila dibaca dengan irama yang baik hingga hal ini akan menguatkan nilai estetik pada sebuah puisi. 2.2 Analisis puisi “Hanyut Aku” karya Amir Hamzah Hanyut aku, Kekasihku! Hanyut aku! Ulurkan tanganMu, tolong aku Sunyinya sekelilingku! Tiada suara kasihan, Tiada angin mendingin hati, Tiada air menolak ngelak, Dahagakan kasihMu, Hauskan bisikMu, Mati aku disebabkan diamMu. Langit menyerkap, Air berlepas tangan, aku tenggelam. Tenggelam dalam malam Air di atas menindih keras Bumi di bawah menolak ke atas Mati aku, Kekasihku, mati aku! Tema Kalau kita melihat dan membaca puisi ini kita akan ikut terhanyut karena kata-kata dan makna yang terkandung dalam puisi ini juga bisa menghanyutkan dan bermakna bagi pembaca. Sajak ini terdiri dari empat bait, bait pertama terdiri dari empat larik, bait kedua terdiri dari enam larik, bait ketiga terdiri dari dua larik sedangkan bait terakhir terdiri dari empat larik berarti secara keseluruhan larik dari sajak ini adalah enambelas larik. Untuk melihat tema dari puisi ini maka terlebih dahulu ditelusuri makna atau arti dari setiap lariknya. Yakni secara kongkrit sajak ini menceritakan ada sosok aku yang hanyut dan minta pertolongan dan menjerit ketakutan. Seperti pada bait pertama kata yang paling ditekankan adalah kata hanyut aku yang menceritakan sosok aku takut untuk hanyut dan minta tolong berharap ada yang mengulurkan tangan untuk menolongnya yakni kekasihnya padahal tidak ada satu orangpun ditempat itu atau disekelilingnya, kemudian dibait kedua tidak ada suara kasihan, angin mendingin hati, air menolak ngelah yang akhirnya menbuat dahaga dan haus akan bisik kemudian mati karena diam atau kekasihnya tidak ada menolongnya, pada bait ketiga dipertegas kembali kesedihan itu yakni langit menyerkap, air berlepas tangan hingga membuatnya tenggelam yakni tenggelam dalam malam yakni bermakna simbolik duka lara, kelam, gelap. Air menghanyutkan dan bumi di bawah menolak ke atas yang kemudian membuatnya tenggelam mati dalam kesedihan atau kegelapan, keterpurukan kerena sampai saat itu juga tak ada seorangpun yang datang menolongnya termasuk kekasihnya sendiri. Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tema dari puisi Hanyut Aku karya Amir Hamzah adalah hancur dalam penderitaan serta berharap seseorang yaitu kekasihnya untuk mengulurkan tangan dan membantunya. Suasana Hanyut aku, Kekasihku! Hanyut aku! Ulurkan tanganMu, tolong aku Sunyinya sekelilingku! Pada bait ini terlihat suasana yang diperlihatkan yakni kesedihan, ketakutan, kepiluan yang dirasakan oleh seseorang yakni tokoh aku yang hanyut dalam masalah dan keterpurukan hingga mengharapkan pertolongan dan uluran tangan padahal disekelilingnya adalah sunyi. Dengan kearifannya penyair menyajikan suasana yang secara eksplisit telah mengajak pembaca untuk menyadari suasana pada saat itu hingga pembaca tergugah dan menghayati. Begitu juga dengan lanjutan sajak ini Tiada suara kasihan, Tiada angin mendingin hati, Tiada air menolak ngelak, Dahagakan kasihMu, Hauskan bisikMu, Mati aku disebabkan diamMu. Langit menyerkap, Air berlepas tangan, aku tenggelam. Tenggelam dalam malam Air di atas menindih keras Bumi di bawah menolak ke atas Mati aku, Kekasihku, mati aku! Masih menggambarkan dukalara, kesedihan, keterpurukan dan mengharapkan pertolongan dari sang kekasihnya yang pada akhirnya kekasihnya itu belum kunjung datang. Irama Hanyut aku, Kekasihku! Hanyut aku! Ulurkan tanganMu, tolong aku Sunyinya sekelilingku! Tiada suara kasihan, Tiada angin mendingin hati, Tiada air menolak ngelak, Dahagakan kasihMu, Hauskan bisikMu, Mati aku disebabkan diamMu. Langit menyerkap, Air berlepas tangan, aku tenggelam. Tenggelam dalam malam Air di atas menindih keras Bumi di bawah menolak ke atas Mati aku, Kekasihku, mati aku! Dari bait pertama sampai bait keempat pada sajak ini dapat dilihat bahwa adanya persamaan bunyi atau irama yakni dari tanda-tanda yang bergaris miring. Hampir keseluruhan memiliki persamaan bunyi walaupun tidak secara keseluruhan hal ini tentunya membuat puisi tersebut semakin baik karena memiliki irama yang berkesinambungan antara larik dengan larik maupun antara larik dengan bait sehingga pembaca akan lebih merasa ada kesinambungan sacara beriring. Karena sebuah puisi yang baik hanya dapat dinikmati bila dibaca dengan irama yang baik hingga hal ini akan menguatkan nilai estetik pada sebuah pu Bab III Kesimpulan Dalam puisi irama sangat berperan penting karena irama yang berkesinambungan antara larik dengan larik maupun antara larik dengan bait sehingga pembaca akan lebih merasa ada kesinambungan sacara beriring. Karena sebuah puisi yang baik hanya dapat dinikmati bila dibaca dengan irama yang baik hingga hal ini akan menguatkan nilai estetik pada sebuah puisi. Namun masih banyak unsur-unsur yang lain yang dapat kita gunakan untuk menentukan apakah suatu puisi itu memiliki nilai estetik yang baik atau tidak.

Senin, 23 April 2012

Ika Gadis yang Jujur dan Mandiri (cerpen sastra anak)

Nama : Feronika Hutahaean Kelas : Dik Reguler A 2010 NIM : 2102111009 Ika Gadis yang Jujur dan Mandiri Kicauan burung dibelakang rumah Ika terdengar sangat merdu karena siulan burung tersebut bersahut-sahutan hingga terdengar berirama. Kicauan itu membangunkan Ika dari tidurnya nenerapa saat kemudian dengan langkah agak malas ia melangkah mengambil handuk untuk mandi. Ika adalah anak pertama dari keluarganya, ia duduk disekolah dasar kelas 3 dan kini ibunya telah mengandung 5 bulan, ia sangat senang sekali dengan hal itu karena sebentar lagi ia tidak merasa kesepian lagi sebab adiknya telah ada menemaninya bermain-main. Ibunya seorang guru di sekolah SMK. N. 2 Rantau Utara sedangkan ayahnya seorang supir angkot. Walaupun keadaan mereka sangat sederhana namun Ika sangat bangga dan senang pada orangtuanya karena keduanya sangat akur hal inilah yang menjadi kebanggaan bagi Ika. Setelah selesai mandi, ia pun segera keruang makan disana ia telah melihat ibunya menyiapkan sarapan untuknya. “selamat pagi ma”. Ucap Ika “selamat pagi juga nak, ayo cepat makan, biar jangan telat ke sekolah”. Jawab ibunya “iya ma, tapi bapak mana?, kok belum nampak. Tambahnya “bentar lagi juga pasti bangun nak, mungkin ia sangat lelah sebab semalam juga bapak agak malam pulangnya” jawab ibu sambil mengelus kepala Ika Tak berapa lama kemudian ayahnya pun bangun dan menghampiri mereka keruang makan. Dengan senyum merekah ia menyapa “selamat pagi anak bapak yang cantik” “eh.. papa, pagi juga pa. Jawabnya “wah, cepat benar bangunnya hari ini, papa bisa tebak ni pasti hari ini ada ujiannya?. Ledek papa “Hehhehe, papa tau aja ya”. Timpal Ika “Ya sudah, jangan lupa bawa makan siang ya nak, ingat baik-baiklah belajar disekolah agar suatu kelak nanti kamu menjadi anak yang sukses. Jika ibumu menjadi seorang guru dan ayahmu hanya seorang supir maka kamu akan menjadi seseorang yang lebih baik dari kami orangtuamu”. Ujar papa “ia pa, kalau gitu ika berangkat sekolah dulu ya pa, ma” jawab Ika sambil mencium tangan kedua orangtuanya Dengan semangat dan senyuman ia pun berangkat kesekolah, ia jalan kaki dari rumah kesekolahnya kerena jarak antara rumah dan sekolahnya tidak jauh. Lagi pula ia harus menjadi anak yang mandiri karena ia tahu bahwa ibunya juga harus berangkat mengajar sedangkan ayahnya harus berangkat mencari sewa. Dengan langkah yang lumanyan cepat Ika segera masuk keruangannya, sebelum gurunya masuk ia pun menyempatkan membaca buku agar nantinya ia mendapat hasil yang memuaskan. Tadi malam Ika sudah belajar namun ia juga ingin mengulangi walau hanya lima menit agar tetap ingat akan apa yang telah dipelajarinya semalam. Tak berapa lama kemudian ibu Tina selaku guru Matematika pun datang dan menyuruh siswa untu menyimpan semua buku yang ada diatas meja maka dengan sigap seluruh siswa pun melakukan hal itu. Setelah bu Tina membagikan soalnya maka seluruh siswa pun mengerjakan soal itu, ternyata Ajeng teman sebangku Ika tidak tahu menjawab pertanyaan yang diberika hingga ia pun meminta jawaban Ika. “ika, bagilah jawabanmu nomor satu”. Pinta Ajeng “bukannya aku gak mau jeng, tapi aku takut karena ibu tadi udah bilang kalau kita gak boleh nyontek”. Jawa Ika dengan sikap ragu “ika, jadi orang jangan terlalu pelitlah, kan gak ada salahnya berbagi. Kau pernah dengar ngak bahwa berbagi itu indah dan baik”. Bujuk Ajeng “baiklah Jeng, tapi jangan sampai bu Tina tau ya”. Ujar Ika Dengan senang hati Ajeng menyontek hasil pekerjaan Ika, namun tak berapa lama kemudian bu Tina curiga dengan sikap Ajeng yang terburu-buru maka bu Tini menghampiri meja Ajeng. “Ajeng, apa yang kau lakukan, hasil ujian siapa yang kau contek itu” tanya bu Tina Dengan muka pucat ajeng pun mengangkat kepalanya dan menjawab “maaf bu, tadi Ika yang bilang bahwa aku bisa lihat hasil jawabannya tanpa harus aku mencoba mengerjakan terlebih dahulu”. Sela Ajeng dengan mencoba membela diri “tidak bu, Ajeng sendiri yang minta jawaban dari saya karena ia tidak tau jawabnya”. Sanggah Ika “baiklah, ibu tidak mau masalah ini semakin rumit, keduanya serba salah. Salah ajeng kenapa menyontek sedangka salah Ika, kamu telah memberikan jawaban pada Ajeng padahal ibu kan sidah bilang jangan ada yang memberikan contekan bagi temannya”. Jawab bu Tina sambil melangkah menuju meja guru Ujian Matematika pun telah usai, dengan muka agak kesal Ika pun mendekati Ajeng dan berkata “ Jeng kenapa tadi kamu bohong sama bu Tina” tanya Ika “maaf Ika, aku gak sengaja karena tadi aku tidak tahu apa yang harus kubilang ma ibu” isak Ajeng dengan muka memerah Melihat hal itu amarah ika yang panas mulai meredup kemudian ia pun berkata “ ya sudah, kamu gak usah nangis ya tapi lain kali kamu jangan bohong lagi ya”. Bujuk Ika sambil memeluk Ajeng “terimakasih Ika, aku janji aku tidak akan mengulangi hal itu lagi”. Jawab Ajeng Setelah kejadian itu Ajeng tidak mau berbuat seperti itu lagi, bahkan kalau dia tidak tau maka ia pun mau bertanya kepada Ika pada saat jam istirahat dan keduanyas semakin kompak. Pada suatu hari Ajeng menjumpai bu Tina dan menceritakan hal yang sebenarnya bahwa Ika tidak bersalah. Ia menceritakan bahwa ialah yang memaksa Ika untuk memberikan jawabannya. Dengan wajah tersenyum bu Tina pun menesehati Ajeng agar lain kali tidak mengulangi hal itu lagi namun bu Tina juga memuji keberanian serta kejujuran Ajeng. **** Tidak terasa hari persalinan mama Ika pun semakin dekat, pekerjaan yang biasannya dikerjakan ibunya kini telah menjadi pekerjaan Ika juga. Namun ia tidak pernah mengeluh akan hal itu karena ia tahu pasti ibunya capek dan lelah dengan keadaanya yang sekarang ini. Melihat ketulusan dan kebaikan Ika kedua orangtuanya pun senang dan bangga kepada anaknya itu walaupun masih kecil ia sangat mandiri dan pengertian hal inilah yang membuat mereka semakin menyanyangi Ika. Dua minggu kemudian ibunya melahirkan dirumah sakit. Hanya Ika sendirilah yang tinggal di rumah sebab ayahnya menemani ibunya dirumah sakit, walaupun ia hanya seorang diri tinggal di rumah ia sangat berani dan mengerjakan tugas rumah, PR sekolah dengan sendiri. Pagi-pagi ia bangun untuk mempersiapkan diri kesekolah, banyak hal yang ia kerjakan sebelum berangkat kesekolah salah satunya menyiapakan sarapan untuk dirinya sendiri karena sarapan telah disiapkan ayahnya sebelum berangkat kerumah sakit yakni roti plus selai nanas karena itulah sarapan kesukaan Ika. Sepulang dari sekolah Ika langsung kerumahnya, dengan perut yang agak keroncongan ia pun berjalan. Sesampai dirumah ia sangat terkejut karena ia melihat pintu rumahnya terbuka padahal orangtuanya belum ada memberitahukan bahwa mereka kan pulang hari ini. Dengan lagkah was-was ia melangkah pelan-pelan karena ia juga takut kalau dirumahnya itu ada maling. Mata Ika memandang seluruh sudut rumah dan benarlah bahwa terjadi pencurian dirumahnya sebab televisi, kulkas dan barang elektronik lainnya hilang. Melihat hal itu Ika menangis tersedu-sedu dan sekali-kali minta tolong. Tetangga yang mendengar isak tangis Ika langsung masuk kerumahnya dan bertanya “Nak, kenapa kau nangis?”. Dengan nada putus-putus Ika menjawab “Bu, ada maling dirumah kami, barang-barang kami banyak yang hilang”. Mendengar hal itu tetangganya pun tersentak dan segera melapor kepihak polisi terdekat. *** Tak berapa lama kemudian ayahnya pun pulang kerumah dan melihat situasi rumah yang sudah banyak dikerumini para tetangganya. Ika yang melihat ayahnya datang langsung memeluknya dan menangis semakin menjadi-jadi. “sudahlah nak, jangan menangis lagi ya” bujuk ayahnya “ayah, maafin ika ya, tadi pagi aku buru-buru pergi kesekolah jadi lupa mengunci pintu” cerita ika “sudahlah nak, tidak apa-apa semua pasti baik-baik aja” bujuk ayahnya kembali sambil mengelus-elus kepala Ika Beberapa saat kemudian pihak polisi datang kerumah dan berkata kepada ayahnya “ssiang pak “ ucap pak polisi “siang juga pak “jawab ayah Ika “kami sudah menyelidiki masalah ini dan ada hal yang mencurigakan dari kejadian ini, hal itu tampak pada saat seorang anak namanya Iksan melihat langsung kejadian pencurian ini dan pencurinya bekerja sama langsung dengan tetangga bapak” sambung pak polisi Mendengar hal itu ayah ika agak tersentak dan bertanya lagi “ tetangga?, tetangga saya yang mana pak? Tanya ayah Ika dengan penasaran Pak polisi langsung menunjjukkan orangnya, semua hal itu diluar dugaan ayah Ika, karena tetangganya itu adalah teman kompaknya sehari-hari. Dengan perasaan kesal ayahnya pun berkata “ pak polisi terimakasih atas bantuannya dan berilah sangsi kepada orang ini dan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya agar iaa tidak mengulangi hal ini lagi” ujar ayah Ika dengan lantang “baik pak, kami permisi dulu” sahut pak polisi Akhirnya pencurinya dapat juga dan barang-barang mereka dikembalikan dengan utuh. Mereka juga berterimakasi pada Iksan yang telah membantu proses penangkapannya. Dengan seulas senyuman Iksan membalas ucapan terimakasih itu. “nak, lihatkan semua pasti baik-baik aja seperti yang ayah katakan padamu” ucap ayah “ia ayah, tapi aku sempat takut kalau ayah marah” bisiknya “ayah tidak marah samamu nak, justru ayah sangat bangga karena kamu sudah berani tingal dan tidut sendiri dirumah” balas ayahnya sambil mencium kening ayahnya Keduanya tersenyum dan ayahnya pun membawa Ika kerumah sakit untuk melihat keadaan ibunya dan adiknya. Sesampai disana ia sangat senag sekali melihat adiknya yang imut-imut. Semuanya pun tersenyum bahagia.

Selasa, 03 April 2012

UNSUR PUISI (Diksi, Irama, Korespondensi, Pengisahan)

UNSUR PUISI
(Diksi, Irama, Korespondensi, Pengisahan)

DISUSUSUN
OLEH
KELOMPOK 3 DIK REGULER A 2010


DEVI ANDRIANI 2102111008
FERONIKA HUTAHAEAN 2102111009
INDAH FAJRINA 2102111011
NOVA SULISTIA 2102111020
WIDIA SIHOMBING 2101111023








PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan pembahasan mengenai “Unsur Puisi”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kajian Puisi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terutama kepada Dosen pengampu kami yang telah membimbing kami. Sebagai manusia kami tak luput dari kesalahan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan kita semua.

Medan, Februari 2012


Penulis







PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Dalam sebuah karya sastra ada unsur atau elemen yang dipergunkaan penyair dalam membangun atau menciptakan puisisnya. Segala bahan baik unsur luar (objek seni) maupun unsur dalam (imajinasi,ninstuitf, emosi, bahasa, dll) disintetikkan menjadi suatu kesatuan yang utuh oleh penyair menjadi bentuk puisi berupa teks puisi.
Sebuah karya sastra yang tidak bernilai seni dan tidak puitis bukanlah karya sastra. Oleh sebab itu keindahan dalam kepuitisan sebuah karya sastra merupakan suatu kemutlakan. Sedangkan keindahan dan kepuitisan itu dapat dicapai dengan perpaduan yang baik dan harmonis antara ketiga lapisan yang membangun karya tersebut. Sedangkan perpaduan yang baik dan harmonis itu dapat tercapai setelah penyair menggunakan berbagai upaya. Hasil upaya penyair ini menyebabkan pembaca dapat turut mengalami jiwa penyair.










PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Diksi
Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.

• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertia kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa
Penggunaan diksi, menurut sebagian besar orang adalah sangat penting. Alasannya ialah agar apa yang ada dalam pikiran ketika ingin disampaikan bisa diterima oleh si pendengar atau pembaca. Diksi, tidak hanya ada dalam penulisan saja melainkan dalam ucapan juga. Keefektifan dalam memilih diksi sangat diperlukan. Pembicara atau penulis yang terkesan bertele-tele dalam memaparkan idenya, akan membuat pendengar atau pembaca merasa bosan sehingga tidak jadi menuntaskan mendengar atau membaca.
Dalam penulisan karya sastra, sering seorang penulis membuat gaya tulisannya aneh bin nyleneh. Bahkan terkadang, pihak pembaca karya sastra merasa bingung atas karya yang diciptakan karena sulit untuk memahami tulisan yang dimaksud. Hal tersebut dikarenakan dalam karya sastra, biasanya seorang penulis yang memiliki daya estetika tinggi, selalu menggunakan bahasa tingkat kedua. Maksudnya bahasa tingkat kedua ialah penggunaan bahasa yang tidak bisa dibedah secara arti kata saja melainkan dibutuhkan bagaimana memaknai kata tersebut. Pendek kata mengartikan arti yang sudah ada.
Pemilihan diksi dalam ucapan dan penulisan menjadi bagian yang sangat penting. Dalam ucapan, seorang penutur seharusnya dituntut untuk berbicara tanpa ada ambigu dalam kata yang diucap. Mengapa? Supaya pendengar dapat mudah memahami. Begitupun dalam menulis artikel atau opini, memilih kata yang pasti dan tidak ambigu adalah hal yang harus dan wajib.
Berbeda dengan menulis karya sastra seperti genre puisi, malahan sebaliknya. Ke-ambiguan seakan suatu keharusan sebab dalam keambiguan tersebut, pembaca karya sastra dipersilahkan memahami puisi tersebut sesuai dengan pemahamannya. Sehingga karya tersebut akan multi interpretable (banyak interpretasi). Puisi dengan ke-ambiguan, menyerahkan segala makna pada pembaca dan penikmat. Kebebasan dalam interpretasi pembaca dihadirkan dalam puisi. Kita terkadang sering membaca puisi dengan kalimat sederhana dan langsung kita tangkap maksud puisi tersebut, namun hal itu terkadang juga hanya memberikan arti yang harus sama dengan penulisnya. Kebebasan melakukan interpretasi dari pembaca menjadi terbatas.
Sepisaupi
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupoi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi
(1973)
Batasan Kosa Kata dan Diksi
1.Pilihan Kata
Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Saat kita berbicara, kadang kita tidak sadar dengan kata – kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita ajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.
Dari buku Gorys Keraf (DIKSI DAN GAYA BAHASA (2002), hal. 24) dituliskan beberapa point – point penting tentang diksi, yaitu :
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.

2.2. Pengertian Irama
Secara umum ritma dikenal sebagai irama atau wirama, yakni pengertian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur (Jabrohim dkk 2003: 53). irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Rima adalah istilah lain dari persajakan atau persamaan bunyi, sedangkan irama sering juga disebut dengan ritme atau tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat dan lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi tersebut dibaca. Rima dan irama ini memiliki peran yang sangat penting karena keduanya sangat berkaitan dengan nada dan suasana puisi (Suharianto 2005: 45-49). Contoh penggunaan rima dan irama dalam puisi:

MINANG
Inilah tanah, di mana Sabai dilahirkan
Di mana Malin, si Durhaka, menerima kutukan
di mana kaba ialah sebagian dari kehidupan
dan beragam pantun mengalun dalam kesunyian
Sepi di sini sepi batu dan sepi gunung
Sepi hutan-hutan hijau melingkung
padang-padang lalang sejauh mata merenung
di atasnya mengambang rawan suara lesung
…………………………………………….
(Hartoyo Andang jaya)


Dari contoh puisi tersebut terlihat bagaimana rima dan irama merupakan unsur yang sangat berperan dalam menghidupkan suatu puisi. Dengan rima dan irama yang terdapat dalam puisi tersebut, nada dan suasana yang hendak digambarkan penyair menjadi lebih nyata dan lebih mudah dibayangkan oleh pembacanya.
Berdasarkan jenisnya, rima dibedakan atas tiga macam:
1. Berdasarkan bunyinya, terbagi atas asonansi (rima karena persamaan vokal) dan aliterasi (rima karena persamaan konsonan),
2. Berdasarkan letak dalam kata, rima terbagi atas rima mutlak (seluruh vokal dan konsonan sama), rima sempurna (salah satu suku katanya sama), dan rima tak sempurna (bila dalam salah satu suku kata hanya vokal atau konsonan saja yang sama),
3. Berdasarkan letaknya dalam baris, rima terbagi atas rima awal (terdapat pada awal baris), rima tengah, rima horisontal (terdapat pada baris yang sama), dan rima vertikal (terdapat pada baris yang berlainan).

3.3. Pengertian Korespondensi

Korespondensi adalah hubungan yang padu antar larik-larik dalam bait, antar bait yang dikait oleh tema dalam suatu kesatuan logis. Keterhubungan atau korespondensi antarbagian-bagian bahasa penting disadari, dijaga, dan dibangun oleh pengarang prosa atau puisi, untuk menghasilkan karya yang padu. Pada sajak, korespondensi itu salah satunya adalah berbentuk ulangan susunan baris yang tampak di baris lain dengan tujuan menambah mutu dan kebagusan sajak.
Berdasarkan tinjauan pada korespondensi itu, A.W de Groot membedakan prosa dan puisi, dengan tiga pokok perkara:
1. Kesatuan-kesatuan korespondensi prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis; kesatuan korespondensi puisi - bukan kesatuan sintaksis - tetapi kesatuan akustis.
2. Di dalam puisi korespondensi dari corak tertentu, yang terdiri dari kesatuan-kesatuan tertentu pula, meliputi seluruh puisi dari semula sampai akhir. Kesatuan ini disebut baris sajak.
3. Di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.

Kebanyakan tiap baris sajak terdiri dari bagian-bagian yang susunannya serupa. Bagian-bagian itu disebut periodus. Kumpulan sejumlah periodus itu merupakan baris sajak. Dengan kata lain, periodus adalah pembentuk baris sajak menurut sistem, sedangkan periodisitas itu adalah sistem susunan bagian baris sajak.
Penjelasan di atas dapat kita baca dalam buku "Pengkajian Puisi" Rachmat Djoko Pradopo (1987), yang ia rujuk dari penjelasan Slametmulyana (1956).
Contoh yang amat mudah untuk melacak jejak periodus, dan memahami apa itu periodisitas ada pada bentuk sajak-sajak lama.

Bukan beta / bijak berperi
pandai menggubah / madahan syair
Bukan beta / budak negeri
mesti menurut / undangan mair.

Begitulah seterusnya, sajak Roestam Effendi berjudul "Bukan Beta Bijak Berperi" itu bisa dibedah berdasarkan periodus-periodus seperti itu. Sebaris terdiri atas dua periodus. Jadi demikianlah periodisitas sajak itu: sebaris dua periodus, sebait empat baris.

Korespondensi seluruh bagian sajak dibangun berdasarkan periodisitas tersebut. Pada zaman itu, begitulah standar utama estetika sajak yang indah. Pada sajak bebas, yang banyak ditulis oleh penyair kini, penyair bebas menyusun periodisitas, memain-mainkan periodus.




3.4. Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan atau titik pandang yaitu cara pentampaian cerita, ide, gagasan, atau kisahan cerita yang mencakup siapa yang berbicara dan kepada siapa ditujukan (ia berbicara). Misalnya pada sajak Asrul Sani berjudul “Surat dari Ibu”.

Pergi ke laut lepas, anakku sayang
Pergi ke alam bebas
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum merah-merahan
Menutup pintu waktu lampau

Sajak ini menyiratkan adanya seorang “aku” yang menulis surat kepada seorang “engkau”. Maka ditinjau dari sudut pandang puisi si “aku” adalah sang ibu dan “engkau” (yang disapa) adalah si anak.













KESIMPULAN
Dalam menulis suatu karya sastra perlu kita perhatikan unsur-unsur yang mempengaruhi karya sastra tersebut diantaranya yakni diksi, irama, korespondensi, dan pusat pengisahan. Hal ini tentunya berperan penting dalam mengemas dan menjadikan suatu karya tersebut memiliki atau mengandung nilai estetik yang baik.
Dengan rima dan irama yang terdapat dalam suatu karya sastra, nada dan suasana yang hendak digambarkan penyair menjadi lebih nyata dan lebih mudah dibayangkan oleh pembacanya.





























Daftar Pustaka
Kerap. Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Napitupulu, Delvi dan Tangson R. Pangaribuan. Diktat Kajian puisi.
Sitompul, Eden. Diktat Puisi.
http://krupukcair.wordpress.com/2010/06/30/pengertian-diksi/
http://olivya-permata.blogspot.com/2010/03/pengertian-diksi.html
http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/batasan-kosa-kata-dan-diksi-2/
http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi
http://endonesa.wordpress.com/2008/09/08/puisi-definisi-dan-unsur-unsurnya/
http://riniintama.wordpress.com/pengertian-bunyi-rima-dan-irama-pada-puisi/

“TEORI BEHAVIORISME VERSI IVAN P. PAVLOV”.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari suatu pembelajaran hendaknya kita memusatkan perhatian bagaimana cara psikolog mendefinisikan pembelajaran, dan kita akan melihat teori-teori melalui mata empat psikolog, dua mewakili sudut pandang behaviorisme, satu mewakili kognitif dan satu yang menjangkau apa yang secara longgar bisa didefinisikan sebagai mashab konstruktivis. Keempat pendirian ini tidak hanya melukiskan suatu sejarah teori pembelajaran, tetapi jiga berbagai perspektif yang membentuk pondasi bagi beragam pendekatan dan metode pembelajaran bahasa.
Peristiwa atau stimulus yang mengikuti respon dan yang cenderung menguatkan perilaku, atau meningkatkan kemungkinan terulangnya respon tersebut merupakan sebuah daya yang ampuh untuk menggerakkan perilaku manusia. Imbalan adalah aspek yang jauh lebih kuat dalam pembelajaran ketimbang sekadar asosiasi stimulus – respon seperti dalam model pengondisisn klasik. Kita diatur oleh konsekuensi-konsekuensi atas perilaku kita.
Tidak ada keraguan bahwa teori-teori pembelajaran behavioristik terus mempengaruhi pemahaman kita tentang proses pembelajaran manusia. Banyak hal yang benar dan berharga dalam teori itu. Namun, ada sisi sebaliknya yang patut diperhatikan. Kita telah melihat sisi yang menyatakan bahwa perilaku manusia bisa diprediksi.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan teori behaviorisme versi Ivan P. Pavlov?
2. Adakah contoh teori tersebut dalam kehidupan nyata?

1.3 Tujuan Makalah
1. untuk mengetahui teori behaviorisme versi Ivan P. Pavlov
2. untuk memperluasa wawasan atau pengetahuan tentang teori behavioristik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Behaviorisme versi Ivan P. Pavlov
Teori ini mengatakan bahwa setiap rangsangan akan menimbulkan gerak balas. Gerak balas ialah apa sahaja tingkah laku yang timbul akibat daripada rangsangan. Manakala rangsangan pula adalah apa sahaja bentuk tenaga yang menimbulkan gerak balas pembelajaran boleh berlaku akibat kaitan di antara rangsangan dengan gerak balas. Rangsangan juga boleh dikaitkan dengan satu rangsangan yang lain untuk mendatangkan pembelajaran. Pembelajaran yang berlaku karena perkaitan di namakan pelaziman manakala pembelajaran akibat dari perkaitan dua rangsangan di namakan pelaziman klasik.
Sebagai contoh apabila guru memberikan arahan supaya murid mengangkat tangan, maka murid dengan cepat akan mengangkat tangannya. Arahan ialah rangsangan, manakala tindakan mengangkat tangan ialah gerak balas. Hasil daripada kajiannya, Pavlov berpendapat bahwa pembelajaran boleh berlaku kesan daripada kaitan antara rangsangan dengan gerakbalas. Pembelajaran yang berlaku melalui perkaitan tersebut dinamakan sebagai pelaziman dan pembelajaran yang berlaku akibat dua ransangan ini dikenali sebagai pelaziman klasik. Pelaziman klasik ini termasuklah mengaitkan simbol-simbol dengan apa yang dilambangkan, mengaitkan nama dengan watak, mengaitkan istilah teknik di dalam fisik dengan apa yang dimaksudkan atau mengaitkan tarik dengan peristiwa
Menurut Ragbir Kaur Joginder Singh (2010), beliau menyatakan bahawa terdapat tiga prinsip asas di dalam eksperimen Ivan Pavlov. Prinsip tersebut ialah:
1. Setiap rangsangan akan menimbulkan gerak balas
2. Pembelajaran berlaku akibat kaitan antara rangsangan dan gerak balas
3. Pembelajaran yang berlaku akibat perkaitan di antara dua rangsangan dinamakan pelaziman


2.2 Teori pelaziman klasik Ivan Pavlov
Teori pelaziman klasik adalah tentang tingkah laku pembelajaran yang telah dipelopori oleh Ivan Pavlov ( 1849-1936). Pada tahun 1980-an. Pavlov mengkaji fungsi pencernaan pada anjing dengan melakukan pemerhatian pada kelenjar air liur. Dengan cara itu, beliau dapat mengumpulkan, menyukat dan menganalisis air liur hewan itu dan bagaimana ia dapat diberikan makanan pada keadaan yang berbeda. Beliau sadar anjing akan mengeluarkan air liur sebelum makanan sampai ke mulutnya dan mencari hubungan timbal balik antara air liur dengan aktiviti perut. Pavlov hendak melihat rangsangan luar dapat mempengaruhi proses ini. Oleh itu contoh paling awal dan terkenal bagi pelaziman klasik melibatkan pelaziman air liur pada anjing kajian Pavlov.
Berikut adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan:
Pertama, apabila anjing diberikan makanan (Ransangan Tidak Terlazim – RTT ) maka secara refleks anjing akan mengeluarkan air liur( Gerakbalas Tidak Terlazim – GTT ).
Kedua, Jika loceng dibunyikan ( Ransangan neutral – RN ) maka anjing tidak memberi respon atau mengeluarkan air liur.
Ketiga, Dalam eksperimen ini anjing diberikan makanan (Ransangan Tidak
Terlazim – RTT ) setelah mendengar bunyi loceng (Ransangan Terlazim – RT ) terlebih dahulu, anjing akan mengeluarkan air liur akibat pemberian makanan.
Keempat. Setelah perlakuan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka
ketika anjing mendengar bunyi loceng (Ransangan Terlazim – RT ) tanpa diberikan
makanan, secara automatik anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air
liur dari mulutnya ( GerakbalasTerlazim – GT ).
Dalam eksperimen ini menunjukkan bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar ketika mendengar bunyi loceng ia akan memberi respon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan. Karena pada awalnya anjing tidak memberi respon apapun ketika mendengar bunyi loceng.
Jika anjing secara terus menerus diberikan ransangan berupa bunyi loceng dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan.

Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction atau penghapusan.
Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi dan penghapusan sebagai berikut:
Konsep Keterangan
Ransangan tidak terlazim sesuatu yang mampu menghasilkan suatu gerak balas.
Contoh: makanan
Gerak balas tidak terlazim sesuatu yang dihasilkan oleh sesuatu rangsangan.
Contoh: lelehan air liur
Ransangan terlazim ransangan yang baru yang diberi bersama ransangan lama.
Contoh: loceng
Gerak balas terlazim Gerak balas yang dihasilkan oleh ransangan baru setelah dipadankan dengan ransangan lama.
Contoh: lelehan air liur
Dalam eksperimen ini menunjukkan bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar ketika mendengar bunyi loceng ia akan memberi respon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan. Kerana pada awalnya anjing tidak memberi respon apapun ketika mendengar bunyi loceng.
Jika anjing secara terus menerus diberikan ransangan berupa bunyi loceng dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction atau penghapusan.



2.3 Contoh Dalam Kehidupan Nyata
Menurut Brennan, James F. 2006 dalam bukunya Sejarah dan Sistem Psikologi, sebagai contoh untuk menambah kelekatan dengan pasangan, jika anda mempunyai pasangan yang “sangat suka ” dengan coklat (RTT), setiap kali anda bertemu (GTT) dengan kekasih anda maka berikanlah sebuah coklat untuk kekasih anda, secara automatik dia akan sangat suka dengan coklat pemberian anda.
Berdasarkan teori, ketika hal itu dilakukan secara berulang-ulang, selanjutnya cukup dengan bertemu dengan anda tanpa memberikan coklat, maka secara automatik pasangan anda akan sangat suka dengan anda, hal ini dapat terjadi pembentukan perilaku antara (RTT), (GTT), (RT), dan (GT) seperti eksperimen yang telah dilakukan oleh Pavlov.















Daftar Pustaka

Daulay, Syahnan. 2011. Pemerolehan dan Pebelajaran Bahasa. Bandung. Citapustaka Media Perintis
Brown. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa.
http://peoplelearn.homestead.com/psychlearncontent2a.html,
http://teori behavioristik versi Ivan Pavlov. html

Minggu, 18 Desember 2011

SELAKSA CINTA PILU

SELAKSA CINTA PILU
Hembusan angin menerpa tubuh danau toba hingga membuat danau tersebut sedikit bergelombang. Aku dan kekasihku Fajar tidak henti-hentinya memuja keindahan Danau Toba yang begitu mempesona, dalam bisik kuucapkan sungguh ajaib Tuhan yang telah menciptakan danau itu. Danau Toba merupakan suatu objek wisata yang memiliki keindahan yang sangat luar biasa, mempesona, udara yang masih segar, pemandangan yang indah dan siapa saja yang melihatnya pasti terkesima dan merasa nyaman tinggal di tempat itu. Bahkan akan terkagum-kagum seperti kami melihat panorama alam yang menjulang luas di sekitar Danau Toba.
Aku menyandarkan tubuh kebahu kekasihku kemudian ia pun mengelus-elus kepalaku. Di danau itu Fajar mengucapakan janji bahwa ia akan selalu setia dan takkan pernah meninggalkan aku serta cinta yang telah kami bina. Aku semakin tenang dan damai bila berada disamping kekasihku karena ia tahu apa yang kuinginkan dan ia juga selalu perhatian.
Setelah puas menikmati paronama itu kami beranjak pulang ke Medah karena jam sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Berat rasanya meninggalkan tempat itu namun, kami harus tetap pulang. Kami pulang dengan mengendarai sepeda motor dalam perjalanan udara terasa sangat dingin menusuk tulang-tulang hingga sekali-kali menggigil kedinginan hal ini menyebabkan kekasihku agak gemetaran ketika membawa sepeda motornya dan tiba-tiba dari belakang ada sebuah truk yang menyerempet dari samping sepeda motor kami hingga kami terjatuh di jalan raya, ingin rasanya aku membuka mata tetapi aku tak mampu dan aku pun tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.
Ketika aku membuka mata, aku merasa bingung karena aku melihat seorang dokter berdiri disampingku dan barulah aku teringat bahwa semalam kami kecelakan ketika mau pulang ke Medan kemudia aku teringat dengan kekasihku dan aku pun menayakannya pada dokter.
Dok, temanku yang semalam kecelakaan dimana dok dan giman keadaanya?
Oh, ia dirawat diruang UGD. Sahutnya
Dengan langkah yang agak berat aku pun menuju ruang rawat kekasihku, ketika melihat keadaanya tak terasa air mata telah membanjiri pelupuk. Sekujur kaki, tangan dan wajahnya di perban karena penuh dengan luka. Siang harinya ibu kekasihku datang kerumah sakit tempat kami dirawat, dengan tatapan yang sinis ibunya memandang aku tanpa menyapa. Aku tersenyum pada ibunya tetapi ia malah buang muka seakan-akan akulah dalang dibalik kejadian itu. Namun aku tetap berusaha untuk tegar menjalaninya.
***
Tak terasa sudah tiga hari lamanya kekasihku dirawat dan belum ada tanda-tanda untuk sembuh, aku sedih melihatnya dan setiap malam aku selalu mendoakannya agar dalam lindungan Tuhan sebab aku sangat mencintainya bahkan terlalu mencintainya. Aku beranjak pergi keluar dari ruang rawat, rencana ingin menikmati udara segar diluar sambil menatap kekosongan diri aku menerawang jauh kesudut Danau Toba, kembali teringat olehku beberapa hari yang lalu kami masih meajut cinta bersama tapi kini telah berubah menjadi bencana memilukan.
Hari keempat kami telah diperbolehkan pulang ke Medan, hal ini tentu membuat aku senang tetapi ada hal yang pilu kurasakan ketika kekasihku tidak bisa berjalan seperti layaknya manusia biasa atau dia kini telah lumpuh. Aku turut prihatin dengan keadaanya dan ketika ku tatap wajahnya yang sayu itu seolah-olah ia berusaha untuk tersenyum tapi senyum itu hambar rasanya.
Tak terasa kami sudah sampai di Medan, lama rasanya di perjalanan karena dalam mobil tak ada suara bahkan ibunya Fajar pun hanya diam sambil memandang hamparan pemandangan sekitar Parapat-Medan. Sempat tadi dalam mobil kusapa ibunya Fajar tetapi ia tidak memberikan respon terhadap aku, melihat hal ini aku menjadi bingung harus berbuat apa dan kusimpulkan sendiri mungkin lebih baik berdiam diri. Sesampai di rumah Fajar kami turun, kemudian ibunya Fajar berkata “lebih baik kamu pulang saja” imbuhnya.
Ia bu” sahutku
Aku tak dapat berkata apa-apa lagi selain menuruti kata-kata ibunya Fajar. Aku belum sempat permisi sama Fajar karena ia langsung dibawa masuk oleh ibunya. Melangkahkan kaki dari rumah itu berat sekali karena aku tidak dapat merawat bahkan berkunjung untuk melihat kekasihku sendiri, aku merasa terpukul dan kehilangan kebahagiaan yang telah kurajut bersama dengan Fajar.
Dua bulan telah berlalu, aku tidak mendapatkan kabar apa-apa tentang kekasihku. Pernah kucoba ke rumahnya tetapi rumah itu tertutup hingga aku tak bisa melihat Fajar. Dalam malamku selalu kulantunkan doa agar kekasihku beroleh kesehatan dan kembali seperti dulu lagi karena aku rindu masa-masa dulu ketika aku bersamanya dan aku ingat betul janji kami di danau toba, bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan aku. Rasa rinduku padanya tak bisa ku pendam lagi dan aku pun memberanikan diri untuk masuk ke rumahnya dan setelah sampai disana.
“kamu mau ngapain lagi kemari?”. Kata ibu Fajar
Maaf bu, saya sudah lancang datang kemari tetapi saya ingin melihat Fajar bu, aku sangat mencintainya bu, tolong jangan larang saya untuk menjenguknya bu, aku mohon bu “ isakku sambil berlutut.
Aku menceritakan awal kejadian yang menimpa kami dalam perjalanan. Akhirnya hati ibu Fajar pun luluh dan ia menangis, melihat ibu Fajar menagis aku pun menjadi ikut menagis. Aku memeluk tubuh ibu itu dan seraya menghapus air matanya.
Bu bisakah aku melihat keadaan Fajar? Tanyaku
Nak, kamu harus tahu hal ini, tiga hari yang lalu Fajar telah pergi meninggalkan dunia, dia sudah lain dunia dengan kita“ isaknya
Aku terkejut mendengar hal itu, tak terasa air mata kini telah membanjiri pelupuk. Ingin rasanya aku berteriak tetapi aku tak mampu, badanku terkujur lemas dn aku tak tahu lagi apa yang terjadi padaku saat itu karena aku pingsan. Ketika aku membuka mata aku melihat ibunya Fajar ada disampingku dan ian pun minta maaf padaku karena selama ini ia melarang aku untuk menjumpai Fajar padahal selama ini Fajar juga ingin bertemu dan ia juga sangat merindukanku.
Beberapa saat kemudian aku minta ijin untuk pulang, setelah sampai di rumah aku menangis lagi karena teringat akan janji kami bahwa Fajar tidak akan pernah meninggalkan aku. Aku juga teringat pada saat aku terkhir bertemu Fajar dan itulah senyum terakhir yang bisa kulihat. Keesok harinya aku pergi ke parapat dan duduk ditempat dimana aku dan Fajar berjanji, aku lemah ketika aku membayangkan semuanya tetapi seakan-akan bisikan serta riakan air Danau Toba memberikan semangat padaku agar aku jangan putus asa.

APA TELENTAMU?

APA TELENTAMU?
Karya feronika hutahaean

Semua manusia yang lahir di dunia ini telah memiliki talenta masing-masing. Begitu juga dengan anda, ada yang memiliki satu talenta, dua telenta bahkan lima telenta. Namun tidak semua manusia itu memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang ia miliki. Terkadang ada rasa malu atau merasa dia tidak memiliki talenta tersebut sehingga ia mengubur talenta yang ia miliki dan jika hal itu terjadi maka akan memberikan dampak negatif bagi dirinya sendiri.
Jika kita tidak mengembangkan talenta kita maka Tuhan juga akan marah pada kita seperti yang dipaparkan oleh injil Tuhan pada kitab suci yaitu yang tertulis pada Matius 25: 14-30. Dalam injil tersebut bertemakan “perumpamaan tentang talenta” dijelaskan bahwa sebab hal kerajaan sorga sama seperti seorang yang mau bepergian keluar negri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberi lima telenta, dan yang seorang dua talenta, dan yang satu lagi satu talenta. Pergilah hamba yang mendapat lima talenta untuk menjalankan uang itu dan mendapatkan laba lima telenta dan hamba yang mendapat dua telenta tersebut juga menjalankan uang itu dan mendapatkan laba dua talenta, namun hamba yang menerima satu talenta itu menggali lobang di dalam tanah dan menyembunyikan uang tuannya. Pada saat tuan mereka telah pulang maka mereka pun mengadakan perhitungan, hamba yang menerima lima talenta itu datang dan membawa laba lima talenta yang ia dapatkan maka tuannya pun merasa senang dan ia menyuruh masuk dan turut dalam kebahagaiaan tuannya begitu juga dengan hamba yang memiliki dua talenta. Lalu datanglah hamba yang menerima satu talenta dia menuntut banyak kepada tuannya dan mengatakan kalau tuannya itu kejam yang menuai ditempat dimana tuannya itu tidak menabur dan memungut dimana ia tidak menanam oleh sebab itulah ia takut dan pergi menyembunyikan uang tuannya tersebut dan mengembalikannya maka tuannya pun marah sebab hambanya ini malas serta jahat dan tuannya pun mengambil uang tersebut dan diberikan kepada orang yang mau menjalankannya ia mencampakkan hamba yang tidak berguna tersebut kedalam kegelapan yang paling gelap.
Oleh sebab itu saudara sekalian sudilah kiranya kita mengembangkan apa talenta yang ada pada diri kita masing-masing kita menyumbangkannya kepada orang lain terlebih kepada Tuhan, saya berikan contoh ketika anda pandai bernyanyi maka bergabunglah dengan paduan suara yang ada di gereja atau di sekitar anda dan jangan biarkan talenta anda tersebut tertanam dalam jiwa anda. Saya yakin bahwa anda adalah orang yang memiliki banyak talenta maka mintalah kepada Tuhan agar membantu kita dalam mengembangkan talenta itu. Tetaplah berusaha, berdoa dan bersyukur sebab anda adalah orang yang memiliki banyak talenta.