Minggu, 22 Mei 2011

Hubungan Antara Menulis dan Menbaca Sangatlah Erat

 

Banyak orang beranggapan bahwa menulis itu adalah suatu kegiatan yang membosankan juga sulit, memang bisa dikatakan “ya” bisa juga “tidak”. Mengapa saya mengatakan ya?. Alasannya adalah saya sudah melihat dikalangan mahasiswa sekarang ini bahwa banyak mahasiswa dan mahasiswi yang mengatakan bahwa mereka bosan serta jenuh bila melakukan kegiatan menulis. Jika ditugaskan oleh dosen untuk membuat suatu tulisan maka mereka hanya menulis hal yang biasa-biasa saja dengan tujuan hanya memenuhu tugas dosen agar mendapatkan nilai. Apalagi ketika sedang memulai menulis, mereka sering sulit menemukan ide apa yang akan ditulisnya. Hal ini memang masuk akal tetapi juga bisa ditanggulangi. Ibarat pepatah mengatakan tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan. Hal yang pertama kita lakukan yaitu tanamkanlah dalam benak anda bahwa anda bisa menulis dan selalulah tanamkan rasa percaya diri pada diri anda.
Saya juga pernah mengalami kesulitan ketika memulai suatu tulisan. Tapi sekarang hak itu sudah tidak terlalu susah lagi karena saya belajar dari bapak Dr.Mutsyuhito Solin, M. Pd beliau adalah dosen saya yang mengajar mata kuliah menulis dan berkata bahwa ”ide itu bisa datang kapan dan dimana saja kita berada” dan kadang beliau juga mengatakan ide itu akan muncul ketika kita sedang memcaca buku, ketika kita mencari suatu ide maka kadang ide itu tidak dapat kita temukan. Nah, untuk itu ide itu bisa datang ketika kita melihat suatu objek dan membuat gambaran objek tersebut hingga kita dapat membuatnya menjadi suatu tulisan baik berupa puisi, cerpen, dan lainnya.
Mulailah menulis sejak sekarang apalagi ketika anda menemukan suatu ide maka catatlah ide tersebut dan cobalah untuk mengembangkannya dan janganlah membiarkan diri ketika muncul keinginan atau pengalaman yang ingin dituangkan dalam bentuk tulisan. Ketika ada keinginan untuk menulis maka mulailah!.
Ada juga cara yang lebih fleksibel yaitu tulislah apa yang anda lakukan atau kerjakan dalam satu hari itu, baik itu berupa kekesalan pada seseorang, kebencian terhadap teman atau dosen bahkan terhadap pacar dan jika hal ini terus menerus kiata lakukan maka keinginan untuk menulis akan tumbuh bahkan jika kita tidak menulis dalam satu hari saja maka terasa akan ada yang kurang sehingga kita akan terdorong untuk menulis dan terus menulis.
Kalau kita tidak mau menulis pengalaman kita sendiri bisa juga menulis pengalaman dari orang lain. Tapi perencanaan waktu dalam menulis juga sangat penting artinya kita harus menentukan berapa lama kita menulis. Sebaiknya lebih cepat lebih baik. Mengapa saya berkata demikian?. Tentu karena saya punya alasan tertentu yaitu ketika kita berusaha untuk lebih cepat dan menargetkan waktu maka apa yang kita tulis akan lebih cepat selesai sehingga kita tidak lupa akan apa yang hendak kita tulis.
Ketika kita menulis janganlah pernah patah semangat jika tulisan anda tidak bagus, mengenaiu hal itu biasa karena masih permulaan. Saya pernah membaca buku karya Otong Setiawan Djuharie dan Suherli bahwa menulis karangan tidak langsung jadi, sebab menulis merupakan proses kreatif. Proses ini merupakan kemampuan batin seseorang dalam menulis sebagi konsekuensi pematangan suatu tulisan, jika anda terus berlatih maka kegiatan menulis akan mudah ibaratkan mengepul asap rokok atau bisa juga ibarat meneguk segelas air.
Saya mengatakan “tidak” karena jika kita memiliki banyak kosakata dan wawasan yang luas maka kata-kata yang kita tuangkan menjadi tulisan maka akan mengalir seperti air. Ada hal yang paling berpengaruh jika kita menulis yaitu kegiatan membaca karena menulis sangat erat kaitannya dalam menulis. Ketika kita rajin membaca maka otomatis wawasan kita akan luas sehingga kita lebih mudah merangkai kata-kata, seperti yang dikemukakan oleh JOS DANIEL PARERA ketika bertemu dengan penulis dalam kegiatan kongres bahasa v Jakarta  ”banyak-banyaklah anda membaca, biarkan ia mengendap dalam benak anda dan suatu saat pemahaman anda semakin luas dan akan tiba saatnya anda harus menulis”. Dari ucapannya termaksud bahwa kegiatan menulis tanpa dipersiapkan dalam kegiatan membaca, tulisan yang kita buat akan hampa dan tidak mempunyai bobot. Dengan demikian, orang yang rajin membaca maka hasilnya akan lebih bagus sehingga orang lain akan lebih tertarik atas apa yang dituliskannya dan akan mampu menulis dengan baik.
Kegiatan menulis sangat membutuhkan ketekunan dan latihan. Agar tidak terjadi tingkat kejenuhan ataupun kebosanan maka maka tulislah suatu topik yang anda sukai tapi bisa juga topik yang tidak anda sukai. Mengapa demikian?
Nah, ketika kita mulai menulis tentang suatu hal yang kita benci maka tulislah mengapa anda benci akan hal itu. Saya berikan contoh, anda tidak suka menulis maka tulislah alasan-alasan mengapa anda tidak suka menulis dan biarkan kegiatan ini terjadi sampai anda benar-benar sudah puas setelah anda menuangkannya dalam bentuk tulisan maka saya yakin perasaan anda akan lebih lega dari sebelumnya. Saya mengatakan demikian karena ketika kita menuangkan hal tersebut maka diibaratkan kita lagi curhat pada seseorang sehingga takkan jadi beban lagi. Tapi jangan berhenti sampai disini saja karena masih banyak hal yang perlu dibenahi, ketika selesai menuangkan alasan tersebut maka carilah dari buku atau media lainnya mengenai tips-tips agar kita tidak membenci menulis lagi dan setelah mendapatkan tips tersebut maka praktekkan dalam kehidupan anda sehari-hari dan takkan tutup kemungkinan bahwa anda akan berhasil dan akan menyukai menulis meskipun hanya sedikit tetapi tetaplah berusaha dan sungguh-sungguh karena setiap usaha yang dilakukan atau dikerjakan secara sungguh-sungguh maka hasilnya akan baik dan memuaskan.
Ada hal yang ingin saya tekankan disini yaitu janganlah pernah merasa bahwa diri kita itu tidak mampu atau tidak punya bakat dalam menulis. Saya juga pernah membaca suatu tulisan yang menyatakan bahwa “setiap manusia yang lahir kedunia ini adalah penulis” saya setuju dengan hal ini tapi saya pernah mengatakan hal ini kepada teman saya yang bernama HELVITA SARI TARIGAN kelas dik reguler A tapi secepat kilat dia langsung berkata “mengapa anda berkata demikian dan kalau memang manusia yang lahir kedunia adalah penulis mengapa banyak orang yang tidak suka menulis?”. Maka saya jawab” untuk menjadi seorang penulis tidaklah mudah karena harus banyak mengorbankan sesuatu seperti waktu, tenaga dan energi serta membeli buku-buku dan jika seseorang tidak jadi penulis maka itu adalah salah mereka karena tidak mengasah apa yang ada pada diri mereka jadi kesimpulannya adalah tergantung orangnya sampai dimana mereka mengasah kemampuan tersebut”. Saya tekankan kembali jika anda punya potensi dalam menulis maka kembangkan dan tingkatkanlah.
Merasa cepat puas dan membuat tulisan asal jadi atas sangatlah tidak baik karena akan berakibat pada kualitas tulisan yang tidak berkualitas. Jika mau hasil yang lebih baik maka lakukan evaluasi atas apa yang kita tulis baik dari isi maupun pengunaan bahasanya, bila perlu bagi-bagilah karya tersebut pada teman anda dan mintalah kritik dan saran dari mereka. Ketika mereka melontarkan suatu kritik janganlah marah atau tidak menghiraukan hal itu bahkan jangan sampai patah semangat tapi belajarlah dari kritikan tersebut karena orang yang mau sukses akan menerima kritikan dari orang lain sehingga membangun suatu kemajuan terhadap diri.
Ketika kita menulis maka kita harus yakin atas apa yang ditulis. Belajarlah dari orang-orang sukses dan bacalah kunci sukses dari mereka dan janganlah tiru orang yang malas atau yang gagal sebab jika anda mengikutinya maka anda akan gagal juga. Dan munculkanlah dalam benak anda “mengapa orang lain bisa sedangkan anda tidak bisa?”. Maka dengan pertanyaan ini anda klan lebih berusaha untuk sukses dan terpacu untuk lebih berkompetitif. Tanamkan dalan benak anda bahwa anda juga pasti bisa.
Jika penyakit malas dalam menulis telah menggerogoti anda maka hal ini bisa diatasi yaitu dengan membiasakan diri seperti halnya, membiasakan melakukankegiatan sehari-hari yang sudah biasa anda lakukan dan segeralah anda membuang penyakit malas ini jauh-jauh. Janganlah biarkan kemalasan yang mengatur hidup anda tetapi berusahalah bangkit melawan kemalasan itu agar tidak semakin parah dalam diri anda.


                                                                                 Sketsa KONTAN,      April  2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar