Minggu, 12 Juni 2011

cara penyajian artikel

PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMBUATAN ARTIKEL DAN HAL YANG MEMPENGARUHINYA
Feronika Hutahaean
Abstak
Dalam menyajikan sebuah artikel perlu dipertimbangkan bahwa artikel yang dimuat adalah artikel yang dapat dibaca oleh semua kalangan berpendidikan atau tidak, kalangan petani maupun kalangan nelayan.
Hindari penggunaan kata-kata yang sulit di mengerti. Suatu artikel yang berjudul "cara yang ampuh dalam membasmi gulma" kemungkinan besar akan dibaca oleh petani, sehingga pemberian detil teknis dan cara sangat tepat dilakukan. Sebaliknya, artikel berjudul "kumpulan resep makanan" mungkin akan dibaca oleh koki dan kaum perempuan tanggung yang hanya ingin penjelasan ringkas dan mudah dimengerti, yang akan dilanjutkan atau dihubungkan dengan penjelasan detil jika diperlukan. penjelasan singkat harus diberikan di dalam artikel tersebut. Usahakan menyeimbangkan keluasan dan detail artikel sehingga pembaca dapat memperoleh informasi darinya.

PENDAHULAUAN
Penulisan artikel bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan tahap-tahap yang mengkaji tentang artikel. Ada dua gaya penulisan yang dipandang lebih jauh lagi, penulis harus selalu memperhatikan bahwa nada tulisan bersifat resmi (formal), dingin (impersonal), dan netral (tidak memihak: takbias, tidak emosional, dan bersih dari prasangka).
Salah satu hal yang harus di perhatikan yaitu penggunaan bahasa, penggunaan bahasa harus baku. Berdasarkan cara pemakaian atau cara menggungkapkan bahasa yang digunakan seseorang maka dikenal bahasa tulisan dan lisan. Bahasa lisan adalah bahasa yang di sampaikan secara lisan dan melalui tindakan berbicara dan secara langsung dapat berhadapan dengan lawan bicara yang melakukan tindakan menyimak. Namun, karena kemajuan jaman teknologi bahasa lisan tidak harus di laksanakan secara langsung dan berhadapan dengan lawan bicara misalnya kegiatan berbahasa lisan yang disampaikan melalui telepon, radio, internet dan sejenisnya.
Nada artikel dan isi artikel harus ditulis dengan nada resmi. Standar untuk nada resmi tidak seragam karena tergantung kepada subjek yang dibahas. Dianjurkan untuk mengikuti gaya yang digunakan oleh Sumber terpercaya, dengan tetap menjaga agar artikel jernih dan mudah dimengerti. Nada resmi berarti bahwa artikel seharusnya tidak ditulis menggunakan jargon, bahasa yang rumit seperti bahasa legal, argot (kata-kata yang hanya dapat dipahami oleh golongan atau kelas tertentu), atau bahasa yang taksa, dan kabur. Bahasa Indonesia yang digunakan semestinya tegas, ringkas, dan efektif.

PEMBAHASAN
Artikel seharusnya tidak ditulis dari sudut pandang orang pertama atau kedua. Artikel yang ditulis seperti ini kerap kali dihapus. Kata ganti orang pertama seperti "saya" atau "kami" menyiratkan sudut pandang yang tidak konsisten dengan sudut pandang netral. Meskipun begitu "kita" mungkin dapat digunakan dalam konteks matematika. Kata ganti seperti "kamu", "Anda", atau "kalian" sering muncul dalam petunjuk penggunaan, dan karena itu tidak cocok untuk ensiklopedia. Kata ganti orang pertama dan kedua selayaknya hanya digunakan dalam artikel dalam kutipan langsung yang relevan dengan subjek yang dibahas.
Bahasa Indonesia pada umumnya tidak mengenal gender. Namun bila kita menemukan kata bergender dan ada alternatif kata tanpa gender yang dapat digunakan, pilihlah kata tersebut. Misalnya pilihlah kata "anak", bukan "putra" atau "putri" bila informasi gender tidak diperlukan. hari-hari. Tanda seru ("!") selayaknya dipakai hanya pada kutipan langsung.
Tanda baca penekanan hanya boleh muncul menurut kesepakatan umum dalam praktik se Berikut adalah hal-hal yang dapat dipikirkan untuk membantu Anda mempertimbangkan apakah konteks artikel tertentu cukup luas bagi pembaca:
• Apakah artikel tersebut dapat dipahami jika pembaca memperolehnya dari menu navigasi Halaman sembarang?
• Bayangkanlah diri Anda seorang awam yang bisa berbahasa Indonesia dari negara lain. Dapatkah Anda memahami artikel tersebut?
• Apakah orang dapat memahami isi artikel tersebut jika ia membaca hasil cetakan halaman pertamanya saja?
• Apakah pembaca menjadi tertarik untuk membaca isi pranala yang diberikan?
• Tetap fokus pada topik artikel
• Artikel yang baik tidak mengandung informasi takrelevan maupun informasi yang sedikit relevan. Ketika menulis artikel, mungkin Anda melenceng ke topik sampingan. Masukkan informasi tambahan semacam itu pada artikel berbeda yang lebih sesuai dengan topik baru tersebut. Pranala dapat diberikan ke artikel baru ini dan pembaca yang tertarik dapat mengikuti pranala tersebut, sementara pembaca yang tidak tertarik tidak perlu terganggu.
• Gunakan istilah yang jelas, tepat dan akurat Penggunaan istilah perlu mendapat perhatian khusus bagi yang hendak melakukan kontribusi halaman dan penyuntingan artikel dengan tetap memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang telah diatur oleh Pemerintah Indonesia. Penggunaan istilah baru atau yang kurang umum hendaknya diberi penjelasan tambahan berupa kurung buka dan kurung tutup, setelah akhir kalimat beri tanda bintang di samping titik; kemudian selesai artikel ditulis buat bagian baru dengan nama catatan kaki, dan cara terakhir dengan kurung buka segitiga untuk merujuk ke referensi.
• Gaya ringkasan adalah gaya penulisan yang bermiripan dengan gaya berita, namun berlaku untuk mengetengahkan topik-topik yang akan dijelaskan kemudian. Gaya ini dipakai untuk mengawali subbagian-subbagian, bukan paragraf-paragraf baru.
Ide dasar gaya ini adalah untuk membagikan informasi kepada pembaca yang mengharapkan sejumlah informasi rincian. Pembaca dapat memutuskan sendiri apakah mereka akan membaca rincian yang diberikan atau cukup ringkasan di awalnya saja.
Ada dua alasan utama menggunakan gaya ringkasan. Yang pertama adalah pembaca memerlukan derajat rincian yang berbeda-beda beberapa pembaca hanya menginginkan ringkasan singkat (sehingga dapat membaca bagian pengantar saja), pembaca yang lainnya memerlukan lebih banyak informasi (di sinilah gaya ringkasan dapat membantu), dan pembaca yang berminat akan rincian yang mendalam dapat membaca subbagian-subbagian yang menyertai. Alasan lainnya adalah bahwa artikel yang terlalu panjang akan mempersulit pembacaan dan terancam mengalami pengulangan yang tidak perlu.
Semua kalangan berhak untuk menulis artikel namun, untuk mengkaji suatu suatu topik maka di perlukan hal-hal yang yang mendukung seperti fakta-fakta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar